PALANGKARAYA-bantencom-
Peluang Indonesia memenangkan pasar bebas ASEAN mendapatkan perhatian serius di Kalimantan Tengah. Hal ini mencuat dalam seminar ASEAN yang diadakan Perhimpunan Pemuda Kotawaringin (PPK) di Aula Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada Minggu sore (31/05/2015), 700-an orang hadir dalam kegiatan tersebut
“Awalnya kami pesimis, karena isu ASEAN tidak populer disini, kami tak sangka peserta membludak” ungkap Sikin M Noor (Ketum Perhimpunan Pemuda Kotawaringin). Acara yang dibuka dengan tarian khas daerah Kotawaringin ini menghadirkan Ujang Iskandar (Bupati Kab Kotawaringin Barat), Anton Pragawaksa (Wakil Ketua Kadin Kalteng), Hariqo Wibawa Satria (Pendiri Komunitas Peduli ASEAN), dan dimoderatori Agus Hermawan motivator muda Kalteng. Hadir juga Pangeran Muazjidinsyah dari Kesultanan Kutaringin.
Menurut Ujang Iskandar untuk Kalimatan Tengah pembangun an infrastruktur menjadi salah satu syarakat utama agar Indonesia mampu bersaing di ASEAN “Saya bersyukur di Kotawaringin Barat kami sedang membangun Bandara Internasional, ini akan mendekatkan Kalteng dengan masyarakat internasional, sekaligus menyadarkan warga bahwa persaingan di ASEAN itu nyata”, kata Bupati yang sudah mendapatkan delapan piala adipura ini.
Ujang juga berharap anak-anak muda Kalteng menyampaikan gagasan kreatif padanya “saya suka anak muda, karena setiap ketemu mereka selalu ada gagasan yang belum pernah saya dengar”, jelas Ujang.
Sementara itu Hariqo Wibawa Satria dari Komunitas Peduli ASEAN mengingatkan bahwa di tahun 55 Indonesia adalah pelopor bagi negara-negara Asia-Afrika “Malu kita sebagai generasi hari ini jika Indonesia sebagai pengekor di ASEAN, karena 60 tahun lalu Indonesia bahkan jadi pelopor di Asia-Afrika”, tegasnya.
Hariqo Wibawa juga menghimbau para peserta untuk pro aktif menyebarkan potensi UMKM dan pariwisata Kalimatan Tengah di media sosial.
Dalam kesempatan itu panitia juga membagikan amplop kepada seluruh yang hadir untuk diisi sumbangan yang akan diteruskan kepada lembaga yang terpecaya yang menangani pengungsi Rohingya.
