Pandeglang, bantencom – Sosialisasi bahaya rokok bagi kesehatan diharapkan dapat terus dilakukan di lingkungan keluarga, baik dari orang tua maupun anak. Hal tersebut disampaikan Deputi Advokasi Pergerakan dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Abidinsyah Siregar, saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga ke 20 tingkat Provinsi Banten, di Alun-alun Pandeglang, Kamis (11/9).
Pentingnya sosialisasi bahaya dan pengurangan rokok di lingkungan keluarga sengaja disampaikan perwakilan BKKBN Pusat tersebut mengingat dampak rokok yang juga berdampak pada kesinambungan kesejahteraan keluarga.
“Tiap harinya indonesia harus mengebumikan seribu limapuluh (1057) orang indonesia dewasa produktif karena meninggal akibat rokok.” Papar Abidinsyah.
Lebih lanjut Deputi Advokasi Pergerakan dan Informasi BKKBN tersebut menjelaskan, bahwa diantara bahaya rokok adalah adanya zat adiktif atau candu yang membuat si perokok terus ketagihan dan susah berhenti.
“semuanya (perokok yang meninggal- red) masih produktif, masih bisa menolong keluarga dan membangun bangsa. Tapi karena salah menu, terjebak pada satu bahan yang kata anak-anak kita tadi itu, adiktif. adiktif ini apa? Tidak bisa dilupakan.” Lanjut Abidinsyah menjelaskan.
“Istri bisa lupa, anak bisa lupa di jemput, makan bisa lupa, tapi rokok bisa nggak lupa. Itulah hebatnya sang pencipta rokok itu, mengorek kekayaan kita dan merusak kesehatan kita.” Tambahnya.
Diharapkan dengan terus dilakukannya sosialisasi “bebas Asap rokok” di lingkungan keluarga seperti ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya bagi para pecandu akan bahaya rokok bagi kesehatan dan kesinambungan kesejahteraan keluarga.
Turut hadir pada Peringatan Hari Keluarga ke 20 tingkat provinsi tersebut Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi, Plt. Sekda Banten Asmudji, Ketua PKK Banten Dewi-Rano, serta perwakilan pelajar dan tokoh masyarakat setempat.
(ridwan)
previous post
next post
Related posts
- Comments
- Facebook comments